Senin, 08 Juni 2015

STUDI TREATMENT FACTORS terhadap RISIKO KEBAKARAN pada BANGUNAN TINGGI

LATAR BELAKANG MASALAH 


Dengan adanya risiko kebakaran yang dapat terjadi pada bangunan tinggi khususnya perkantoran di kota Surabaya, maka tantangan yang dihadapi antara lain meliputi perkembangan pembangunan gedung di perkotaan yang semakin beragam dan kompleks dengan meningkatnya tuntutan terhadap aspek keselamatan dan rasa aman dalam bangunan gedung dan lingkungannya, serta teknologi proteksi kebakaran terus berkembang, dan adanya globalisasi dan pasar bebas yang menuntut standarisasi untuk semua aspek kehidupan, yang seluruhnya dituangkan dalam disain dan peraturan/standard bangunan tinggi khususnya di kota Surabaya.

Dengan berbagai kondisi yang ada, teridentifikasi permasalahan beberapa disain bangunan tinggi, yaitu:
  1. Belum seluruhnya memenuhi standard yang ditetapkan akibat adanya pertumbuhan kebutuhan yang sangat kompleks.
  2. Permasalahan yang juga dihadapi bangunan tinggi khususnya perkantoran adalah adalah kesiapan berbagai alat penyelamatan di luar bangunan terhadap tinggi bangunan,
  3. Selain itu kesiapan sumber daya manusia dan peralatan dalam rangka penanggulangan kebakaran, baik dari tim pemadam kebakaran dari pihak pemerintah maupun tim pemadam kebakaran gedung juga menentukan keamanan dan keselamatan bangunan.
  4. Permasalahan selanjutnya akibat adanya perubahan yang sangat dinamis oleh karena adanya kebutuhan dan peningkatan kehidupan manusia, selanjutnya diperlukannya suatu pemahaman baru tentang fleksibilitas disain bangunan tinggi khususnya perkantoran yang mampu mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran. Dengan pemahaman baru ini, akan memberikan keleluasaan bagi para perancang bangunan tinggi khususnya perkantoran di kota Surabaya dan para stakeholder lainnya dalam membangun bangunan tinggi perkantoran yang mampu mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran.


Dengan kondisi ini, maka pemahaman awal terhadap kepatuhan standard/metoda preskriptif (prescriptive-based code) perlu disempurnakan melalui pemahaman baru berdasarkan metoda berbasis kinerja (performance-based method) (Suprapto 2005)

2 komentar: